Rabu, 29 Juli 2015

Makanan, Budaya, dan Ciri Khas dari Palu

Jadi hari ini saya bakalan cerita tentang ada apa aja sih dari Palu ini mulai dari makanannya, budaya, dan juga ciri khas apa aja yang ada di Palu
MAKANAN
Palu ini dikenal dengan rasa makanannya yang pedas iya jadi hampir setiap orang Palu atau mungkin semua ya suka sekali makanan yang pedas jadi kalau makan itu kalau nggak pedas bakalan nggak ada rasa dan sensasi sensasinya gitu. Jadi macam-macam makanan makanan khas Palu itu ada :

1. Kaledo
Kuah hangat yang asam pedas menggigit ini menjadi ciri khas makanan khas Palu ini. Bahan utama yang digunakan dalam kaledo adalah tulang kaki sapi dan iga yang masih memiliki daging. Jadi biarpun tulang iga keras, tapi daging yang menempel itu sangat empuk. Dan bumbu-bumbu yang digunakan juga cukup sederhana yaitu cabai rawit, garam, jeruk nipis, juga buah asam mentah.
Hampir setiap rumah makan di palu menyediakan menu kaledo ini karena dengan rasanya yang segar ini membuat kaledo sangat laris dan juga dapat dinikmati saat berbuka puasa maupun sahur jadi teman-teman yang lagi jalan-jalan ke palu harus coba yang namanya kaledo ini karena kalau ke Palu belum mencicipi kaledo belum lengkap rasanya.

2. Sayur Kelor
Sayur kelor adalah sayur khas tanah kaili atau Sulawesi Tengah menggunakan daun kelor. Bumbu-bumbu serta cara penyajiannya juga sangat mudah yaitu santan dan cabai rawit dimasak hingga mendidih lalu masukkan garam dan pisang kemudian apabila sudah mendidih masukkan daun kelor dan juga melinjo. Aduk rata, apabila sayurnya sudah matang angkat dan sudah siap disajikan deh.





3. Palumara
Palumara ini seperti yang saya bilang di awal orang Palu suka banget yang namanya makanan yang pedes nah termasuk palumara ini. Palumara sering disajikan dengan rasa yang pedas karena dapat menambah cita rasanya tapi bisa juga kok nggak pedes tinggal dikurangin aja penggunaan cabainya. cara pembuatannya yaitu ikan dibersihkan terus dimasukkan ke dalam panci dan masukkan juga bumbu - bumbu yang sudah dihaluskan dan air asam, minyak kelapa serta sereh dan cabai rawit hijau utuh dan apabila sudah agak mengental Palumara siap disajikan.

4.Duo
Duo adalah makanan khas Sulawesi Tengah. Bentuknya mirip ikan teri hanya ukurannya lebih kecil dan biasanya lebih empuk. Duo ini juga sering dimakan dengan sayur kelor. Cara membuatnya yaitu panaskan minyak pada wajan lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan dan lengkuas sampai wangi. Aduk rata tambahkan kecap dan air asam lalu aduk lagi dan masukkan duo atau ikan terinya.





BUDAYA
Penduduk asli di Palu adalah suku Kaili. Suku lainnya yang bisa dijumpai di Palu adalah Bugis, Makassar, Jawa, Toraja, dan sebagainya. Suku India, China dan Arab juga bisa dijumpai di kota yang indah ini.
Ciri khas orang Palu adalah sederhana, partisipatif, ramah dan suka menolong. Mereka juga suka tinggal secara berkelompok. Pakaian tradisional suku Kaili sangat bercorak yang menandakan bahwa mereka adalah orang yang sangat atraktif.
Pusat kegiatan bisnis ada di Palu sebagai ibukota propinsi. Itulah sebabnya mengapa penduduk di kota Palu lebih beragam dibandingkan daerah lain di Sulawesi Tengah. Namun, sebagian penduduk asli masih bermukim di daerah pegunungan. Mereka disebut orang "TOLARE". Para masyarakat unik ini masih menjaga cara hidup tradisional mereka. Penduduk di Palu memiliki satu filosofi hidup yang selalu mereka jaga dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Filosofi itu adalah NOSARARA NOSABATUTU yang berarti Bersama Kita Satu. Itulah gambaran kebersamaan untuk mencapai tujuan keberhasilan. 

Berikut salah satu tarian serta upacara yang kental sekali pada masyarakat kaili.
Upacara Masa Kanak-kanak pada Suku Kaili (Nosuna / khitan)
Upacara ini sudah menjadi adat dan tradisi di kalangan masyarakat Kaili sejak masuknya Islam hingga dewasa ini, secara turun temurun. Upacara nosuna (khitan) dilaksanakan pada anak laki-laki dan perempuan. Namun pada bahagian ini hanya diuraikan khusus pada upacara nosuna bagi anak laki-laki yang dilakukan menjelang anak berumur sekitar 7 sampai 8 tahun, yaitu pada anak-anak yang belum memasuki puber atau balig (nabalego).
Maksud dan Tujuan Upacara
Upacara ini dilaksanakan karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu menurut adat dan kepercayaan masyarakat setempat, yaitu :
Mentaati perintah agama (sunah Nabi) yang disebut Noinpataati Parenta Nabita (mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW).
Nompakavoe koro (mensucikan diri) .
Nompataati ada (mematuhi adat kebiasaan masyarakat agar sang anak tersebut (yang disunat) terlepas dari dosa, di samping anak itu terhindar dari berbagai penyakit (perkembangan yang tidak normal baik psikhis maupun phisik).
 
Tarian_ini_merupakan_salah_satu_tarian_Sulawesi_tengah_yang_sangat_popular,_baik_di_tingkat_nasionalmaupun_mancanegara._Karenanya_tarian_ini_sangat_sering_ditampilkan_dalam_berbagai_acara_baik_yang_sifatnya_resmi_maupun_tidak. Tarian_Pomonte_ini_menceritakan_proses_kehidupan_atau_aktifitas_petani_sawah,_dimana_dikisahkan__mulai_dari_menanam_padi,_memelihara_sampai_panen_tiba__dan_akhirnya_melaksanakan_pesta_panen_dengan_adat_vunja_yaitu_tradisi_masyarakat_dalam_mensyukuri_keberhasilan_panen._Tradisi_adat_vunjaini_masih_sering_dilaksanakan_oleh_masyarakat_bila_panennya_berhasil_dan_membawa_berkah_bagi_masyarakat_setempat.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian_ini_merupakan_salah_satu_tarian_Sulawesi_tengah_yang_sangat_popular,_baik_di_tingkat_nasionalmaupun_mancanegara._Karenanya_tarian_ini_sangat_sering_ditampilkan_dalam_berbagai_acara_baik_yang_sifatnya_resmi_maupun_tidak. Tarian_Pomonte_ini_menceritakan_proses_kehidupan_atau_aktifitas_petani_sawah,_dimana_dikisahkan__mulai_dari_menanam_padi,_memelihara_sampai_panen_tiba__dan_akhirnya_melaksanakan_pesta_panen_dengan_adat_vunja_yaitu_tradisi_masyarakat_dalam_mensyukuri_keberhasilan_panen._Tradisi_adat_vunjaini_masih_sering_dilaksanakan_oleh_masyarakat_bila_panennya_berhasil_dan_membawa_berkah_bagi_masyarakat_setempat.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
 TARI PAMONTE
 Tari Pamonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah. Ini merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili pada zaman dahulu dalam menuai padi.
Mayoritas Suku Kaili hidup dari bertani, Tari Pamonte yang telah dikenal sejak tahun 1957 ini diciptakan oleh seorang seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M. Bahasyua, kedaan masyarakat Sulawesi Tengah lah yang menginspirasinya.

Pamonte artinya menuai padi, tarian tersebut menggambarkan suatu kebiasaan para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen tiba dengan penuh suka cita. Layaknya seorang petani, mereka menggunakan topi caping dalam tarian. Pakaian Tari Pamonte biasanya terdiri dari kebaya berwarna Merah, dihiasi dengan benang emas, dan dilengkapi dengan kerudung warna merah.
 
Tarian_ini_merupakan_salah_satu_tarian_Sulawesi_tengah_yang_sangat_popular,_baik_di_tingkat_nasionalmaupun_mancanegara._Karenanya_tarian_ini_sangat_sering_ditampilkan_dalam_berbagai_acara_baik_yang_sifatnya_resmi_maupun_tidak. Tarian_Pomonte_ini_menceritakan_proses_kehidupan_atau_aktifitas_petani_sawah,_dimana_dikisahkan__mulai_dari_menanam_padi,_memelihara_sampai_panen_tiba__dan_akhirnya_melaksanakan_pesta_panen_dengan_adat_vunja_yaitu_tradisi_masyarakat_dalam_mensyukuri_keberhasilan_panen._Tradisi_adat_vunjaini_masih_sering_dilaksanakan_oleh_masyarakat_bila_panennya_berhasil_dan_membawa_berkah_bagi_masyarakat_setempat.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Sumber Klik disini
Sumber klik disini


CIRI KHAS
Kota Palu  terkenal dengan makanannya yang lumayan menggigit lidah dan juga wisata alamnya seperti Air Terjun Wera serta kota yang sangat panas dikarenakan terletak pada garis katulistiwa.
Kota Palu sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Tengah memiliki kekayaan potensi kebudayaan dan pariwisata yang  tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia. Palu, yang dikenal sebagai kota lembah secara geografis dan topografinya, merupakan kota tiga dimensi yang wilayahnya terdiri dari pesisir pantai, daratan, dan perbukitan. Inilah yang menjadi salah satu ciri khas Kota Palu, sehingga tak salah oleh sebagian turis asing yang telah berkunjung ke daerah ini menjuluki Kota Palu sebagai “ the paradise under the ecuator “ atau surga di bawah garis khatulistiwa.
Kawasan obyek wisata yang dimiliki oleh Kota Palu sesuai karakter geografisnya, terdiri dari obyek wisata pantai, obyek wisata lembah / daratan dan obyek wisata perbukitan. Potensi obyek wisata pantai Teluk Palu yang memanjang dari wilayah Palu Barat, Palu Timur hingga ke Palu Utara, sangat cocok dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari, Lembah Palu yang dibelah oleh Sungai Palu, juga tak kalah menariknya untuk dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata air di Sungai Palu, selain situs – situs sejarah yang dapat dikemas menjadi obyek wisata sejarah dan religi. Sebut saja misalnya, Banua Oge atau Sou Raja, Makam Dato Karama, Kompleks Perguruan Alkhairaat, Makam Pue Njidi, Dayo Mpoluku, dan sebagainya. Di wilayah perbukitan seperti Ngata Baru, Padanjese, Bangalana, dan lain – lain, dapat pula dikemas menjadi obyek wisata alam yang indah mempesona.
Selain sektor pariwasata, Kota Palu juga dikenal memiliki ragam seni budaya tradisi dan kreasi yang bila ini dikemas secara baik, digelar secara rutin sesuai kebutuhannya, pun akan menjadi sebuah kekayaan kearifan lokal yang dapat meningkatkan apresiasi, kecintaan masyarakat terhadap seni budayanya, sehingga timbul rasa memiliki, menjaga dan melestarikannya, sekaligus menarik minat para wisatawan untuk mengunjungi Kota Palu. Masyarakat Kota Palu yang multi kultur, multi etnis dan multi karakter, juga menjadi salah satu daya pikat tersendiri dari Kota Palu. Di kota yang berjulukan “Bumi Tadulako” ini, berdiam berbagai etnis pendatang, selain etnis Kaili sebagai orang Palu asli. Ada etnis Bugis, Makassar, Mandar, Menado, Sangir, Banjar, Jawa, Sunda, Bali, Padang, dan berbagai etnis lainnya, mereka hidup secara berdampingan, saling menghargai, bersatu dalam ikatan silaturahmi antar etnis, dalam satu rasa “penduduk Palu”. Ini yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.

sumber klik disini




Tidak ada komentar:

Posting Komentar